Layanan Kami
- Halaman Depan
- Layanan Kami
- Bedah Kolorektal
- Kanker Kolorektal
Kanker Kolorektal
Kanker kolorektal (CRC) adalah kanker paling umum di Singapura. Meskipun kanker ini juga merupakan kanker yang lebih mudah dicegah dan diobati, sebagian orang tidak melakukan langkah-langkah proaktif untuk memeriksakan kanker. Karena itu, sebagian besar CRC terdiagnosis setelah stadium akhir.
Apa itu Kanker Kolorektal?
Kanker kolorektal adalah pertumbuhan yang ganas (ataupun jinak) pada kolon dan/atau rektum, yaitu bagian akhir dari saluran pencernaan kita sebelum anus. Kanker kolorektal berawal dari polip, atau pertumbuhan kecil, di sepanjang dinding bagian dalam usus besar dan anus. Tidak semua polip menjadi kanker dan karena biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menjadi kanker, jika memang ada, terdapat potensi ‘waktu tunggu’ untuk menghentikan proses tersebut dan mencegah kanker dengan cara menghilangkan polip melalui kolonoskopi.
Prevalensi Kanker Kolorektal
Di seluruh dunia, terdapat 1,8 juta kasus baru yang didiagnosis pada tahun 2018.
Kanker kolorektal adalah kanker yang paling umum di Singapura, terbanyak pertama pada pria dan kedua pada wanita (kanker payudara). Kanker ini juga menjadi penyebab kematian paling umum ke 2 dan ke 3 akibat kanker pada pria dan wanita Singapura.
Berdasarkan angka terbaru dari Kantor Daftar Penyakit Nasional (NRDO) Singapura, peristiwa kanker kolorektal di Singapura meningkat tajam setelah usia 50 tahun – 5103 pria dan 4221 wanita didiagnosis menderita kanker kolorektal antara 2010 dan 2014. Dalam laporan yang sama juga ditemukan bahwa lebih dari 3 sampai 4 pasien didiagnosis kanker kolorektal tanpa memandang jenis kelamin, dan berusia di atas 55 tahun.
Faktor risiko
Banyak faktor risiko yang terlibat dalam perkembangan kanker kolorektal, termasuk faktor yang dapat diubah dan tidak dapat diubah.
Faktor yang dapat diubah meliputi faktor gaya hidup dan perilaku seperti obesitas, kurang aktivitas fisik dan merokok, yang semuanya berpotensi dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker jika tidak dikendalikan.
Faktor lain yang tidak dapat diubah meliputi faktor genetik atau keturunan, seperti memiliki anggota keluarga yang menderita polip kolorektal dan kanker kolorektal. Jika demikian, orang tersebut mungkin tidak pernah sepenuhnya bebas dari risiko.
Jadi pemeriksaan harus tetap dilakukan untuk memastikan bahwa beliau tidak menderita polip atau kanker, dan sebaiknya dilakukan ketika pasien sehat dan tidak menunjukkan gejala apa pun.
Gejala dan tanda
Pada tahap awal ketika kankernya kecil, seringkali tidak muncul gejala.
Terkadang pasien mengalami tanda-tanda seperti perdarahan rektum, yang menyerupai kondisi jinak yang lebih umum seperti wasir. Namun, pada saat gejala muncul, kanker seringkali lebih besar dan kemungkinan sudah stadium lanjut atau telah menyebar ke organ lain. Gejalanya mungkin meliputi tanda-tanda kekurangan darah yang terus-menerus seperti pucat, lesu, atau merasa terengah-engah meskipun hanya menggunakan sedikit tenaga (misalnya berjalan di tanah yang datar). Gejala-gejala menyeramkan lainnya meliputi penurunan berat badan atau nafsu makan, nyeri perut, benjolan, atau kembung. Pasien juga mungkin mengalami perubahan kebiasaan buang air besar, seperti mengalami diare dan konstipasi atau penurunan mutu tinja (kecil atau setipis pensil).
Karena gejala sering muncul terlambat atau menyerupai kondisi jinak yang lebih umum seperti wasir, sebagian besar kanker kolorektal terdiagnosis saat stadium lanjut, setelah menyebar di luar usus besar atau anus. Tetapi, hal ini dapat mudah dihindari jika pasien menjalani pemeriksaan ketika mereka merasa baik-baik saja.
Bedah laparoskopi
Perawatan kanker kolorektal yang paling umum dan efektif adalah pembedahan (operasi) untuk menghilangkan bagian usus yang terkena dampak pertumbuhan kanker. Jika kanker terdeteksi pada tahap awal, hasilnya bisa sangat baik. Perawatan lain termasuk kemoterapi dan radioterapi, tetapi perawatan ini biasanya diberikan untuk kanker stadium lanjut yang telah menyebar di luar usus besar dan anus.
Di Mark Wong Surgery, metode bedah laparoskopi lebih disukai dan telah menjadi standar untuk operasi kanker kolorektal di negara-negara berkembang seperti Singapura. Dikenal sebagai bedah ‘lubang kunci’, teknik ini melibatkan penggunaan teknologi canggih (termasuk citra 3D dan optik definisi tinggi) untuk melakukan bedah melalui sayatan kecil di perut.
Dibandingkan dengan operasi ‘bedah’ konvensional yang memerlukan sayatan lebih besar, sayatan yang lebih kecil pada bedah laparoskopi berarti bahwa bekas luka akan lebih kecil dan rasa sakit yang dirasakan pasien akan lebih ringan. Organ internal juga lebih sedikit terpapar oleh lingkungan ruang bedah yang dingin, mengurangi kemungkinan infeksi, dan pasien dapat lebih cepat pulih untuk bisa makan setelah bedah. Dengan semua keunggulan ini, pasien dapat lebih cepat pulang ke rumah dan melanjutkan aktivitas normal.
Operasi Robotik
Di Mark Wong Surgery, dokter spesialis kami juga terlatih dengan bedah kolorektal Robotik, salah satu kemajuan dalam operasi laparoskopi. Metode ini menggunakan konsol robotik yang digunakan dokter bedah untuk mengontrol mesin robotik yang melakukan pembedahan melalui sayatan kecil di perut.
Bedah robotik adalah metode bedah lubang kunci yang jauh lebih presisi dari bedah laparoskopi, karena robot memiliki derajat gerakan yang lebih lebar dalam menggunakan instrumen bedah, mirip seperti pergelangan tangan manusia. Robot juga lebih stabil, memberikan citra 3D strereoskopik dan pembesaran gambar yang lebih baik, sehingga pembedahan dan penjahitan menjadi lebih presisi.
Fitur semacam ini sangat berguna saat melakukan pembedahan di area tertutup yang sempit seperti dasar panggul, di mana organ-organ seperti rektum berada. Studi menunjukkan hasil yang lebih baik dalam hal fungsi seksual dan kontinensi setelah bedah robotik dibandingkan dengan bedah laparoskopi. Bedah robotik sering direkomendasikan untuk kanker yang melibatkan bagian bawah usus besar, rektum, dan anus. Metode bedah ini terbukti sama amannya dengan bedah laparoskopi konvensional dengan tambahan kelebihan di atas.
Pencegahan & Pemeriksaan
Kanker kolorektal dapat dicegah; karena mulai tumbuh sebagai polip dan butuh bertahun-tahun hingga menjadi kanker, kita dapat membuang polip untuk mencegahnya menjadi kanker. Di stadium awal, kanker ini bahkan berpotensi dapat disembuhkan. Sayangnya, kami masih saja mendiagnosis kanker kolorektal pada stadium lanjut akibat ketidakpedulian masyarakat dan ketakutan mereka untuk pemeriksaan.
Berdasarkan data NRDO yang disebutkan sebelumnya dengan insiden kanker kolorektal yang meningkat tajam setelah usia 50 tahun, dan disarankan bagi orang dewasa untuk menjalani pemeriksaan kanker kolorektal setelah mencapai usia 50 tahun. Faktanya, dengan banyaknya pasien yang terdiagnosis di bawah usia 50 tahun, AS menyarankan agar menurunkan rekomendasi usia untuk pemeriksaan menjadi 45 tahun. Secara umum, seseorang perlu melakukan pemeriksaan 10 tahun lebih dini dari usia anggota keluarga dengan kasus kanker kolorektal (CRC) pertama atau saat Anda berusia 50 tahun, mana saja yang lebih dulu. Sebagai contoh, jika Anda memiliki anggota keluar dengan CRC pada usia 50 tahun, Anda harus mulai pemeriksaan pada usia 40 tahun. Hal ini dikarenakan semua CRC diawali dari polip yang dapat memakan waktu beberapa tahun untuk menjadi kanker. Dengan begitu, pemeriksaan polip dan deteksi polip yang dapat dibuang dapat berpotensi mencegahnya tumbuh menjadi kanker kolorektal.
Pemeriksaan untuk kanker kolorektal dapat dimulai dengan kit FIT (Faecal immunohistochemistry test) yang mendeteksi darah yang tersembunyi (atau tak terlihat) di dalam kotoran yang tidak dapat terlihat oleh mata telanjang. Kit FIT gratis untuk semua warga negara Singapura dan penduduk tetap yang berusia di atas 50 tahun. Mereka dapat memperolehnya dari poliklinik dan farmasi, dan menggunakannya di rumah. Jika hasilnya positif mengandung darah pasien harus menjalani kolonoskopi. Namun, dengan adanya perdarahan nyata atau jelas pada orang berusia di atas 50 tahun tanpa pernah melakukan kolonoskopi, FIT tidak diperlukan dan kolonoskopi harus dilakukan sebagai gantinya.
Kolonoskopi dianggap sebagai ‘Standar Tertinggi’ untuk mendeteksi kanker kolorektal. Di Mark Wong Surgery, dokter spesialis kami dilatih dalam prosedur ini, yang merupakan metode aman dan akurat untuk mendeteksi polip kolorektal atau kanker. Preparasi usus dilakukan untuk membersihkan usus besar dari kotoran sebelum prosedur. Pengamatan dilakukan sebagai prosedur satu hari di bawah pengaruh obat penenang dengan rasa sakit minimal. Lebih lanjut, metode ini memudahkan dokter melakukan biopsi untuk membuang dan/atau memastikan sifat dari luka yang terlihat selama pengamatan. Dengan menggunakan teknologi serat optik definisi tinggi, sebuah selang fleksibel dimasukkan ke dalam anus yang memudahkan dokter untuk melihat bagian dinding dalam usus besar dan rektum secara detail, sehingga setiap polip atau kanker dapat diidentifikasi, dilakukan biopsi, atau dibuang.
Alternatif lainnya adalah CT scan untuk usus besar dan rektum (CT kolonografi), tapi tindakan ini tidak memungkinkan pembuangan atau biopsi dari temuan yang mencurigakan, sehingga kolonoskopi masih tetap harus dilakukan.
Tonton lebih banyak video Dr Mark Wong dan dapatkan wawasan di https://www.markwongsurgery.com/id/media/videos/