Dr Mark Wong adalah Profesor dan dokter bedah Konsultan Senior yang praktik di Mount Elizabeth Novena Hospital dan Mount Alvernia Hospital, Singapura. Sebelum ini, Dr Wong praktik selama lebih dari 15 tahun di Departemen Bedah Kolorektal di Rumah Sakit Umum Singapura, di mana beliau mengejar minatnya dalam bedah kanker kolorektal invasif minimal (robotik dan laparoskopi) dan gangguan fungsional (wasir, konstipasi, dan inkontinensia).

Dr Wong adalah salah satu spesialis yang menerima dua beasiswa yang disponsori oleh Kementerian Kesehatan dalam Studi Gangguan Kolorektal Invasif Minimal & Dasar Panggul di Prancis tahun 2010 lalu di Denmark tahun 2014. Tak lama setelah kembali, beliau diangkat menjadi Direktur Layanan Gangguan Dasar Panggul RSU Singapura, prakarsa multidisipliner nasional terkemuka di antara para spesialis Bedah Kolorektal, Urologi & Ginekologi, menyediakan perawatan menyeluruh untuk Gangguan Dasar Panggul seperti inkontinensia feses, konstipasi, dan prolaps organ panggul. Pada 2015, beliau diangkat sebagai Direktur Unit Fungsi Gastrointestinal RSU Singapura, memberikan evaluasi komprehensif dan terapi lanjutan untuk gangguan fungsi gastrointestinal.

Dr Wong dipandang sebagai panutan opini di bidang kanker kolorektal invasif minimal (laparoskopi dan robotik) dan bedah dasar panggul, dan telah diundang untuk ceramah di berbagai seminar internasional. Dr Wong dikenal luas dalam spesialisasinya dan berdedikasi untuk melatih generasi ahli bedah masa depan, setelah menyelenggarakan pertemuan akademik di sekolah Duke-NUS dan Universitas Nasional Sekolah Medis Singapura.

Pada 2015, beliau dianugerahi Penghargaan bergengsi SGH CEO Service Award sebagai pengakuan atas keunggulan klinisnya dan kasih sayangnya kepada pasiennya. Pada tahun 2016, beliau menerima beasiswa RSU Singapura yang beliau dambakan untuk mengejar gelar Magister Eksekutif Administrasi Bisnis (MBA), yang berhasil diselesaikan pada tahun 2017 dengan penghargaan tertinggi.

Dr Wong menyukai alam bebas dan senang bepergian jauh di waktu luangnya untuk menyaksikan berbagai budaya dan masyarakat yang menurutnya sangat penting bagi praktik klinis yang lebih menyeluruh.