Layanan Kami
- Halaman Depan
- Layanan Kami
- Bedah Kolorektal
- Konstipasi
Konstipasi
Sebuah Gejala, Bukan Penyakit
Konstipasi adalah gejala, bukan penyakit penting untuk memastikan penyebab konstipasi guna mengobatinya dengan efektif.
Dan penting juga untuk memahami bahwa setiap orang memiliki interval buang air besar yang berbeda dan interval buang air besar yang dianggap sehat adalah tiga kali sehari sampai sekali tiap tiga hari. Selama tidak ada pembesaran abdomen dan nyeri dan tidak ada rasa mulas, maka itu belum waktunya buang air besar.
Namun, jika seseorang tidak buang air besar selama lebih dari seminggu, maka perlu dilakukan investigasi. Terutama jika pasien berusia di atas 50 tahun, yang mana di usia ini perlu lebih waspada terhadap tanda-tanda kanker kolorektal.
Siapa yang Paling Menderita
Secara umum, konstipasi lebih banyak terjadi pada usia lanjut. Sebagian besar penyakit berkaitan dengan konstipasi di usia senja, serta kurangnya nutrisi dan kurang banyak bergerak di masa tua juga merupakan faktor-faktornya.
Penyebab dan Masalah
Untuk mengidentifikasi penyebab dari konstipasi, spesialis kami akan mengesampingkan dahulu kemungkinan kondisi-kondisi yang mengancam hidup seperti kanker kolorektal. Selain itu, tanda-tanda kanker kolorektal mencakup adanya darah atau lendir selama buang air besar, nyeri abdomen, tonjolan di abdomen, dan penurunan berat badan dan nafsu makan.
Kemungkinan penyebab lainnya dari konstipasi mencakup kondisi metabolisme dan hormon seperti kelainan tiroid dan tingginya kadar kalsium yang berkaitan dengan penyakit ginjal kronis. Obat-obatan juga dapat menyebabkan konstipasi, termasuk pereda nyeri, antidepresan, obat pengatur tekanan darah, suplemen zat besi, suplemen kalsium, dan antasida yang mengandung aluminium, semuanya dapat menyebabkan atau memperparah konstipasi.
Setelah penyebab organik ini tidak ditemukan, faktor penyebab fungsional akan dipertimbangkan. Faktor ini berkaitan dengan gangguan pada ‘mekanisme’ pergerakan usus untuk buang air besar, dan mencakup berkurangnya motilitas usus (pergerakan tinja lambat), inkoordinasi otot pada anus dan rektum, dan prolaps rektum.
Serat… Semua yang Terlalu Banyak itu Tidak Baik
Sudah diketahui luas bahwa diet kaya serat sangat penting untuk kesehatan dan fungsi usus yang baik. Contohnya adalah buah-buahan, sayuran, dedak, oat, dan roti gandum utuh.
Di Mark Wong Surgery, spesialis kami telah menemui banyak penderita konstipasi, yang dimulai saat menjabat sebagai Direktur Layanan Dasar Panggul di rumah sakit besar yang direstrukturisasi. Dalam pengalamannya, Dr Wong menyebutkan adanya pertumbuhan ‘epidemik’ lokal untuk konstipasi yang disebabkan oleh konsumsi serat diet secara berlebihan.
Serat diet dapat larut atau tidak larut. Jika dikonsumsi terlalu banyak, dapat menyebabkan konstipasi yang biasanya membuat tinja berbentuk seperti pelet (disebabkan serat yang tidak larut), serta pembesaran berlebihan dan perut kembung (disebabkan serat larut). Sebaliknya, kurang mengkonsumsi serat juga dapat menyebabkan konstipasi. Kuncinya adalah setiap individu harus mengkonsumsi serat dalam jumlah yang tepat bagi tubuhnya. Tidak ada formula atau pola makan yang umum untuk diterapkan semua orang dan harus disesuaikan kepada masing-masing individu.
Bagaimana Kami Mengobatinya
Saat mengalami konstipasi, perubahan gaya hidup sering kali dapat menyembuhkan kondisi tersebut. Terkadang, meningkatkan rutinitas olahraga, lebih banyak minum air putih atau makan lebih banyak atau lebih sedikit makanan kaya serat bisa menjadi solusinya. Probiotik dan prebiotik juga sangat membantu untuk mendukung kesehatan usus dan melancarkan buang air besar.
Jika langkah-langkah tersebut gagal, obat-obatan seperti laksatif dapat digunakan untuk pereda jangka pendek sembari mengatasi ketidaksesuaian pola makan. Namun, penggunaan laksatif jangka panjang tidaklah sehat, dan spesialis kami meyakini bahwa sebagian besar pasien dapat berhenti mengkonsumsi obat-obatan mereka dengan menyesuaikan gaya hidup, melakukan kombinasi olahraga rutin dan meningkatkan asupan makanan sehat.
Untuk orang-orang yang berusia di atas 45 tahun dengan faktor risiko kanker kolorektal, kolonoskopi juga perlu dilakukan untuk memastikan tidak adanya penyakit mematikan tersebut.